Perencanaan Bisnis, Realisasi dan Ulusi.


“Tidak merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan”, pentingnya perencanaan dan implementasi sebuah rencana dalam membangun sebuah peradaban atau perusahaan adalah keniscayaan. Peradaban(hadharah) Islam adalah peradaban terbesar dimana Tuhan alam semsta, Allah lah perencana dan Rosulullah adalah pengantar risalah dan kabar gembira. Bisnis dalam diri seseorang dapat menjadikan habit yang akan senantiasa menuntun geraknya. Realisasi dari semua adalah tindakan-tindakan yang mengantar pada kesuksesan. Masih ingatkah kita jawab tegas Abdurahman bin Auf’, “Tunjukan saya pasar”. Walaupun beliau meninggalkan seluruh harta benda untuk bersama hijrah dengan Rosulullah menuju Yastrib menjalankan perintah Allah. Dalam al-Quran disebutkan keadaan muslim yang mampu namun tidak berhijrah hingga ikut memerangi muslim saat terjadi peperangan maka dia termasuk yang kafir. Dari situ kita mengambil pelajaran untuk selalu bersama di jalan Allah, jangan menyimpang dan berdiam diri. Telah Allah sediakan nikmatnya diseluruh bumi ini, sudah dicukupkan Islam sebagai satu-satunya agama dan jalan yang di ridhai-Nya. Yang menjadi masalah apakah kita menyambut jalan itu atau justru menunda-nunda untuk turut dalam barisan yang memperjuangkan “Meneruskan Kehidupan Islam/istina’ fil hayati Islam”.
Habit dari sebuah bisnis dapat muncul dari pengulangan-pengulangan atas sebuah proses, yaitu rotasi antara plan, result, action, dan follow up. Kesemua itu haruslah mudah dipahami oleh manusia biasa hingga ia turut dalam rencana besar bisnis kita sehingga harus realistic, spesific, complete, dan simple.  Selain itu dikenal pula rencana dengan model SMART(specific, Measureble, Attainaible, Relevant, dan Timely). Sedangkan rencana bisnis haruslah tertulis dan sistematis menggambarkan usaha yang akan diusulkan.
Dilihat dari sudut kegunaan, maka sangat perlu sebuah bisnis direncanakan agar bisnis tetap dalam jalur yang telah di rencanakan, mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, dapat pula sebagai alat untuk mencari dana(investor). Tujuan dari perencanaan bisnis adalah adanya identifikasi lingkup dan konteks kesempatan bisnis, penyajian konsep ekspoitasi kesempatan tersebut, indentifikasi faktor-faktor keberhasilan, dan alat menaikan modal/permintaan. Karakteristik dari perencanaan bisnis adalaj kebutuhan dan keinginan setiap individu diperhitungkan, menggambarkan dengan jelas bisnis tersebut, dan memuat alasan-alasan dan asumsi-asumsi. Ditinjau dari model perencanaan bisnis terdapat dua model yaitu perencanaan bisnis baru(business penetration) dan pengembangan bisnis(berupa economic of scale, economic of scope, business life cycle). Perencanaan bisnis baru memiliki orintasi masing-masing yaitu orientasi produksi(jumlah dan karakteristik output), orientasi pasar(daya beli pasar dan level eksistensi), serta orientasi profit(resiko dan pendapatan). Adapun jangkauan dari economic of scale mencangkup pengembangan productivity dan capacity, economic of scope adalah pengembangan vertical atau horizontal integration, sedanglan business life cycle berupa portofolio dan inovation. Hal-hal yang sangat di hindari dari perumusan perencanaan bisnis adalah bisnis yang dibuat tidak realistis, adanya kegagalan mengatasi permasalahan yang mungkin muncul, tidak adanya komitmen pengusul, dan tidak adanya “market niche”.
Yang tidak kalah penting dari sebuah rencana bisnis adalah “IDE BISNIS” karena ini menjadi tonggak pertama untuk menganalisis segalanya tentang ide dan rencana bisnis. Ide bisnis dapat diperoleh dengan beberapa pendekatan seperti disebutkan oleh Longnecker(1991) ide dapat diperoleh dari hobi, pengalaman pribadi, penelitian, atau kebetulan. Sedangkan Soesarsono menyebutkan ilmu pengetahuan, informasi, dan adanya tuntutan, selain itu yang paling sering adalah pendapat dari Douglas yang menyebutkan ide dapat diperoleh dari tukar pikiran, berandai-andai, keingintahuan, kawin silang, pendekatan tidak langsung, pendekatan ensklopedi, komponen yang dimodifkasi, analisis sistematis, dan meditasi.
Jika suatu perencanaan bisnis telah sesuai telah dilakukan dan berharap adanya pengembangan bisnis maka seorang enterpreneur dapat melakukan pendekatan pengembangan bisnis berupa pendekatan modal/kapita, pertumbuhan produk, lingkup bisnis, unit usaha, area pasar, dan lainya seperti level telnologi, level SDM, maupun level SDA. Pendekatan ini harus pula mengikuti dan memperhitungkan atmosfer bisnis berupa dinamika sistem ekonomi, tren teknologi, situasi sosial-budaya, situasi politik-hukum, bisnis global, dan kekuatan kompetitif. Kekuatan kompetitif akan menekakan perkembangan bisnis beberapa yang harus diperhatikan adalah potential entrants, buyer, supplyer, dan subtitutes. Kemudian dari semua itu dipetakan perencanaan pemasaran berupa analisis untuk mengenal peluang pasar, analisis pelangan, dan menentukan target pemasaran(dikenal dengan Segmentation, Targeting, dan Positioning) serta analisis marketing mix(dikenal dengan 4P-product, price, place, dan promotion). Dari sini kita akan menuju untuk menganalisis peluang pasar(market oppotrunities) berupa market potential(MP=jumlah PP(pembeli potensial)xTP(tingkat penggunaan produk/waktu)xCBP(consumer buying produk atau harga beli konsumen), market size(MS=PxQ), market share(T.SR=Q1xDBP+Q2xWBP+Q3xRBP+Q4xCBP), dan market grow(MG=((SRsekarang-SRtahun lalu)/SRtahunlalu)x100%), competitif analysis, dan marketing mix analysis.
Setelah data diperoleh maka selanjutnya adalah perencanaan prosuksi dengan menentukan rencana(jumlah) prosuksi, tingkat teknologi, bahan baku, siteplan dan building plan, perkiraan waktu dan siklus produksi, tenaga teknis, perumusan standar mutu input dan output, serta perumusan SOP dan fungsi kontrol operasi.
Semua rangkaian dalam merencanakan dan menjalankan bisnis sebenarnya menjadi sebuah teori yang akan terus berkembang sehingga kita harus terus memperbaharui pengetahuan kita untuk menambah wawasan. Namun dari semua itu yang terpenting adalah keberanian kita untuk merealisasikan ide bisnis bukan hanya berandai-andai dan berilusi dengan tinggi tanpa ada aksi. Semoga dengan tetap teguh menjalankan syariat Islam, kita mampu menjadi seorang entepreneur yang bekerja untuk kemuliaan Islam.

Oleh Pemuda Sederhana
Referensi : Bahan Mata Kuliah Perencanaan Bisnis, Departemen Agribisnis IPB
23 Oktober 2012 menjelang UTS Perencanaan Bisnis.
Share this post :

Posting Komentar

Test Sidebar

 
Support :
Copyright © 2011. Gema Pembebasan Komisariat IPB - All Rights Reserved
Template Created by Published by Muhammad Isnan
Proudly powered by Blogger